Wednesday, April 26, 2006

Secret Backdoor

Dalam kegelisahan & kesedihanku, aku terus berjalan melalui pintu belakang rumah ku. Aku tahu bahwa pintu ini akan membawaku menuju ke suatu tempat yang aku juga pernah kunjungi sebelumnya. Ya menuju ke pantai ke sebuah laut lepas. Angin tertiup sangat kencang disana. Begitu keluar pintu, kaki telanjangku menginjak rerumputan hmm… aroma segar mulai terasa dihidungku, sebelah kananku tanah lapang berumput yang luat & disebelah kiriku taman2 dengan tumbuhan segarnya. Kakiku yang tak beralas terus melangkah di sepanjang tanah berumput itu, kira-kira 5meter dari situ, angin kencang mulai terasa meyapu muka & menyibak ramputku.

Ya aroma pantai dengan bau pasir & air lautnya, tepat terasa ketika kakiku menginjak pasir. Seperti biasa didekat pantai itu ada bukit atau dataran yang letaknya agak tinggi. Yah aku pernah ke bukit itu dan menikmati kencangnya angin & udara pantai diatas bukit itu. Sepertinya bukit itu sering dipakai orang-orang pecinta alam untuk menikmati keindahan pantai itu.Tapi perjalanan ke pantai itu agak lain kali ini. Sepanjang jalan yang aku lewati masih dengan halaman rumput yang sama, tanah lapang,pepohonan & tumbuhan yang sama, tapi bedanya, kali ini begitu banyak orang yang duduk-duduk di taman, disebelah kiri aku di sepanjang perjalanan yang aku lewati. Entah kenapa?? Aku merasa perjalananku sebelumnya hanya aku & seharusnya menjadi perjalanan rahasia aku. Tapi kenapa dengan orang2 ini??mereka keliatannya seperti sedang berekreasi ato apa aku ngga tahu. Aku sempet berpikit apakah secret placeku ini sudah banyak yang tahu sehingga dijadikan tempat wisata??? Entahlah…………suppose to be my secret journey to my secret place.

Sepertinya disaat aku sedang gelisah, sedih atau hanya ingin sendirian aku selalu mengunjungi tempat itu, aku tau karena aku merasa bukan yang pertama kali aku mengunjungi tempat itu. Ingatanku masih jelas ketika aku mengunjungi tempat itu dengan suasana yang berbeda. Dari mana aku tahu pintu itu??sejujurnya aku tidak tahu. Aku hanya mengikuti langkah kakiku. Dan sepasang kaki ini yang selalu membawaku ke pintu itu ditengah kegelisahan & kesedihanku.

My Nightmare, mimpi burukku semalam. Kegelissahan akan Ketidakjujuran suami ku yang membawaku ke pintu rahasia itu.Yah aku lebih suka sebut ketidakjujuran ato kebohongan akan lebih baik & enak di denger ketimbang peselingkuhan hmmm…. (istilah ini terlalu ngetren & aku enggan memakai istilah ini).

Ketidakjujuran suamiku aku ketahui di dalam rumahku ini. Rumah yang kita tinggali besama-sama sejak aku menikah dengan dia. Singkat ceritanya salah satu temen baikku sedang berkunjung ke rumahku untuk menginap beberapa hari disini, aku lupa karena alasan apa temenku memutuskan untuk menginap disini.

Sebenarnya aku malas untuk mengingat-ingat detail kejadian ini. Tapi aku ingin menyelesaikan tulisan ini. Temen ku ini tidur dikamar utama rumah ini, aku & temenku tidur di atas kasur kami & suamiku tidur dibawah. Entah kenapa tidak ku siapkan kamar tamu buat temenku padahal ada satu kamar kosong dirumah ini.

Ketika aku bangun dari tempat tidur dan beranjak akan meninggalkan kamar munuju dapur, sudut mataku menangkap ada yang aneh & tidak beres dibelakangku. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menoleh ke belakang. Ternyata suamiku sedang berbicara dengan temenku diatas kasur kami dengan suara yang sangat pelan seolah tak ingin seorang pun tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Sengaja aku balik kekamar lagi untuk mengetahu lebih jelas apa yang sedang terjadi. Tapi mereka berhenti berbicara & kembali ke posisi semula dengan seolah2 tak ada yang terjadi. Aku berprasangka buruk?? Ya sudahlah mungkin pikiran ku yang tak jernih yang membuatku berpikiran jelek.

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar kamar & mandi di kamar mandi luar. Tapi pikiran jelekku masih berkecamuk di otak ini. Selesai mandi aku masuk beranjak masuk ke kamar untuk ganti pakaian. Klek..klek… kok susah banget gagang pintu kamar ini untuk dibuka yak! Pikirku kemungkinan dikunci dari dalam akhirnya aku coba tarik-tarik gagang pintu lagi lebih kuat sambil ku gedor-gedor sambil aku berteriak-teriak mas….mas….buka pintunya…. Akhirnya suamiku keluar dari pintu satunya (critanya kamar kami memang ada 2 pintu). Tapi apa yang aku temukan temenku & suamiku ada di dalam kamar yang terkunci itu. Kira-kira bisa ditebak pikiran jelek apa yang ada dikepalaku waktu itu. Ditambah lagi (astafirullah aku ngga ingin meneruskannya) tubuh suamiku berkeringat basah pun demikian dengan temenku yang masih memakai pakaian tidurnya……. Langsung aku berteriak “Kalian ngapain??!!” aku ngga tau kata-kata apa saja yang keluar dari mulut ku. Tapi jawaban apa yang aku dapat dari suamiku, “Ngga apa-apa kok!” dengan mimik mukannya yang seolah-olah tidak terjadi apa-apa! Yah mimik muka itu menyebalkan. Mimik muka ketika dia berbohong & tidak berani menatapku, mimik muka yang rasanya pernah aku kenali sebelumnya dulu….. Dia malah ngeloyor keluar kamar, aku ngga peduli dengan temenku, aku terus mengejar suamiku & dia terus menghindar pergi.

Akhirnya aku temui ibu mertuaku yang kebetulan aku lewati ketika aku mngejar suamiku, kepada ibu mertuaku aku ceritakan kejadian yang aku lihat, aku aku bertanya apakah aku salah kalo aku punya pikiran jelek tentang nya?! Beliau bilang “tidak, kamu benar nak! Lakukan apa yang akan kamu lakukan.” Setelah yakin mendapat dukungan, dengan hati yang marah, sedih,gelisah & takut bercampur jadi satu, aku pun lari mengejar suamiku untuk mendapatkan kejelasan. Tapi sepasang kaki ini malah membawaku ke belakang rumah, menuju pintu belakang, pintu rahasia dimana aku bisa merasa tentram & tenang jika aku masuk kesitu. Aku akan lupa akan segala masalahku, yang rasakan cuman tiupan angin yang menerpa wajahku, percikan ombak yang membasahi bajuku, aroma pantai yang segar…..Keindahan pantai ini yang membuatku nyaman. Memang begitu kaki ini menginjak keluar pintu itu aku seolah-olah lupa akan masalahku, kegelisahanku,kesedihanku akan ketidakjujuran suamiku.

Thanks to my pair of feet,my secret backdoor, my secret journey & my secret place. You are my mistery.

Posted by Picasa