Wednesday, February 11, 2009

'ORGASME'

"ya ampun.. bu..bu.. siang2 udah ngomongin orgasme.. Pak Panji kirimin juga doung.. biar ikutan pinter.. hehe.." kata Monik

" Hah... mbak apain sich kok ngirim beginian.." seru risti

" Nah itu apaan tuh, bentar-bentar....(scroll down)hmmm, mana gambarnya??" komentar Baleng


Sebenarnya ini adopt dari web sebelah. Kira-kira apa yang pertama kali kita bayangkan jika baca judul diatas??
99% pasti terlintas pikiran kotor, ngeres & sensualitas.Sebenarnya kata diatas adalah salah satu kata yang dianggap tabu oleh para wanita untuk membicarakannya. Tapi benarkah tabu & ngga perlu dibicarakan???.... Well Ladies, it's your choice

Mungkin opini dibawah ini bisa menyuarakan hati kita.... enjoy!

==================================
Bagiku judul ini harus dibiasakan diucapkan oleh pasangan-pasangan modern yang hidup di Jakarta dengan betis mulus rekan kerja menjadi pemandangan sehari-hari di kantor. Jangan pernah merasa tabu membahas dengan pasangan tercinta kita, karena kuat tidaknya suatu pernikahan berawal dari ‘tempat tidur’.
Terbayang kan kalau saat kita sedang lapar-laparnya, biasanya karena masalah ‘in bed’ yang ga tuntas dan ga indah blas, lalu bertemu petugas reception dari klien yang sedang kita kunjungi dengan senyum dan belahan dada yang aduhai menawan atau bertemu dengan Lawyer muda, ganteng dengan dandanan yang well-groom. Bukankah artinya kita sudah selingkuh di pikiran kita? Seperti singa lapar yang melihat anak jerapah hingga terjadi proses kejar mangsa kau ku tangkap.
Perempuan punya karakter ejakulasi unik yang biasa disebut orgasme. Meskipun pemalu perempuan sangat butuh hal ini sama kuatnya dengan seorang lelaki. Bla… bla… Bagaimana teknik nya tidak akan dibahas disini.
Yang akan dibahas disini adalah issue tentang pernikahan yang peduli istri orgasme. Pada pernikahan dimana keduanya sama-sama buta tentang sex-education sebaiknya perlu kembali mempelajari bagaimana membuat pasangan yang semula enggan menjadi menyala dan lebih aktif dari kita. Buang kata-kata tabu, malu, sungkan dalam membahas kenikmatan bersama. Bukankah sudah halal hukumnya, kenapa tidak dibikin lezat sekalian?
Jangan pernah berfikir bahwa perempuan tidak butuh orgasme. Orgasme sama pentingnya dengan sarapan pagi, mampu menyeimbangkan kadar gula darah. Seorang suami harus dapat mengerti keinginan perempuan, harus mampu memberi rangsangan dengan penuh keakinan, caranya? Perbanyaklah frekuensi kegiatan di tempat tidur dan jangan ragu untuk bertanya dan mengucapkan terima kasih pada pasangan.
Jangan pernah berfikir bahwa perempuan butuh waktu lama untuk orgasme. Lama tidakna tergantung keahlian pasangan dalam memberikan foreplay , jadi jangan pernah kesal kalau istri kita ‘belum sampai-sampai’ juga. Tanyakan area mana yang ingin disentuh, foreplay yang hebat akan membuat orgasme yang cepat dan dahsyat.
Sekali lagi, Jangan pernah berfikir bahwa perempuan tidak butuh orgasme …